Posted by : Surya Fahik
Selasa, 26 Juni 2012
Tahukan sobat blogger tentang tragedi SS.Challenger yang terjadi pada tahun 1986? Pasti lah tahu. Sebuah pesawat ulang alik dari NASA, SS Challenger meledak 73 detik setelah lepas landas. SS Challenger membawa 7 awak astronot, yaitu Francis R. (Dick) Scobee (Commander), Michael John Smith (Pilot), Ellison S. Onizuka (Mission Specialist One), Judith Arlene Resnik (Mission Specialist Two), Ronald Erwin McNair(Mission Specialist Three), S.Christa McAuliffe Payload Specialist One), dan Gregory Bruce Jarvis(Payload Specialist Two).
Semua meninggal dalam tragedi ini. Apa penyebab dan bagaimana kejadian itu bisa terjadi?
Sebelum mengetahui penyebabnya sebaiknya kita melihat struktur pesawat ulang aliknya terlebih dahulu. Pesawat Ulang Alik terdiri dari tiga bagian, yaitu Orbiter, benda yang berbentuk pesawat tempat astronot didalamnya, external tank (ET) tempat bahan bakar cair, dan 2 buah solid rocket booster (SRB) tempat bahan bakar padat. Solid rocket booster (SRB) berfungsi sebagai pendorong awal saat space shuttle meluncur dari tempat peluncuran. Daya dorong yang dihasilkan oleh kedua SRB sekitar 80% dari total daya dorong yang dibutuhkan SS untuk mencapai luar angkasa. 20% lainnya disediakan oleh main engine pada orbiter yang bahan bakarnya dari ET. Sekitar 2 menit dari awal peluncuran SRB menyelesaikan tugasnya dan dilepas dari SS sehingga jatuh ke bumi dengan parasut. Tugas SRB kemudian digantikan oleh ET sampai SS menempati orbitnya, dan ET pun juga dijatuhkan ke bumi dengan parasut. Setelah itu SRB dan ET bisa kembali digunakan untuk misi berikutnya, tentunya setelah bahan bakar kembali diisi. Ini gambarnya biar jelas.
Sekarang masuk ke yang lebih serius. Tapi kita mesti tahu satu buah bagian penting dari kecelakaan ini. Bagian yang sangat diperhatikan ketika meneliti kecelakaan ini. Bagian itu adalah O ring. Oring adalah bagian yang terdapat pada SRB yang berfungsi sebagai penahan gas panas yang mungkin keluar dari celah sambungan bagian SRB. Bagian inilah yang diduga menyebabkan kecelakaan Challenger. Ini gambar dari Oring.
Pada penyelidikan yang dilakukan dengan pemutaran kembali detik detik peluncuran SS Challenger, didapatkan sebuah fenomena yang mencurigakan. Dari SRB bagian kanan bawah.
Diduga terjadi kebocoran pada O ring. Setelah di cocokan dengan resonansi getaran pada SS Challenger akibat SRB yang sudah menyala, didapat fakta bahwa pola semburan asap hitam ini memiliki kecocokan dengan resonansi getaran SS Challenger. Sehingga diyakini O ring mengalami kebocoran. Tapi para peneliti yakin bahwa penyebabnya bukan cuma O ring. Tetapi ada skema kesalahan yang lebih kompleks yang diluar perkiraan peluncuran. Alasannya, asap hanya keluar selama kurang lebih 2 detik. Setelah itu asap padam. Ini menandakan bahwa O ring telah tertutup kembali. Jika O ring tetap bocor dan tidak tertutup kembali, maka SS Challenger akan meledak sebelum tinggal landas. Lalu kenapa SS Challenger meledak 72 detik setelah lepas landas? Lalu apa yang menyebabkan O ring kembali tertutup?
Peneliti menyadari bahwa dalam bahan bakar di SRB, terdapat bijih aluminium yang telah ditambahkan agar SRB memiliki gaya dorong lebih besar. Dugaan kuat, oring terbuka, dan bocor. lalu bahan bakar mulai melakukan aktivitas pendorongan. Bijih bijih aluminium yang bereaksi kemudian menutup celah kecil kebocoran SRB ini sehingga O ring kembali menutup. Akibat O ring yang tertutup kembali oleh bijih aluminium, para peneliti mengatakan bahwa SS Challenger bisa mengorbit sesuai rencana karena semua mekanisasi berjalan seperti awal.
Lalu apa penyebab terjadinya tragedi SS Challenger sebenarnya. Setelah melanjutkan rekaman video, ada suatu hal yang aneh pada SS Challenger. Lihat gambar ini
SS Challenger kembali mengeluarkan asap, bahkan bukan asap tetapi api. Ini terjadi tepat dilokasi O ring yang tadi mengeluarkan asap tetapi telah tertutup bijih aluminium. Celah retakan O ring kembali terbuka!!. Mengapa ini bisa terjadi. Dibutuhkan getaran yang sangat kuat dan tepat untuk melepaskan bijih aluminiumyang telah menyumbat celah O ring tadi. Lalu apa yang menyebabkan O ring kembali terbuka?
Disinilah titik puncak permasalahan yang ada. Semua nampak sesuatu yang tidak mungkin. Sampai akhirnya didapatkan fenomena aneh pada SS Challenger yang diketahui dari jejak asapnya.
hijau : lintasan asap seharusnya
merah : lintasan asap Challenger
Asap Challenger berbentuk zig zag yang cukup ekstrim. Padahal seharusnya, asap challenger relatif lurus. Inilah misteri alam penyebab utama kecelakaan SS Challenger. Setelah diteiti dengan seksama, peneliti menyimpulkan bahwa ada angin yang sangat kuat yang terjadi pada lintasan Challenger. Angin ini sangat kencang dan terjadi tiba tiba. Pasalnya, beberapa saat sebelum meluncurkan challenger, cuaca telah dipantau dan juga dites menggunakan balon, hasilnya, semua faktor positif untuk melepas landaskan SS Challenger. Angin kencang ini telah mengguncang Challenger sehingga terjadi goncangan yang sangat kuat, menyebabkan O ring kembali terbuka. Pernyataan ini diperkuat dengan rekaman perjalanan SS Challenger yang merekam bahwa beberapa detik sebelum meledak, SS Challenger mengalami goncangan yang sangat hebat, bahkan Chellenger keluar dari jalurnya sangat jauh. Sialnya, kebocoran O ring ini tadi ternyata mengarah ke ET. Beberapa saat membakar ET, akhirnya ET bocor, dan bahan bakar cair keluar dan tersulut api hingga meledak. Jadi kesimpulannya meledaknya SS Challengar diakibatkan oleh bocornya O ring. Walau telah tertutup oleh bijih aluminium, ternyata O ring kembali terbuka akibat goncangan hebat yang disebabkan oleh angin yang sangat kuat dan sangat tiba tiba.
Lalu, pertanyaan menarik. Apakan para astronot mati karena ledakan? Jawabannya "Mungkin". Lho kenapa mungkin? Ada pendapat yang mengatakan bahwa astronot masih sadar ketika terjadi ledakan. Dengan artian, efek ledakan tidak begitu besar di orbiter. Diperkuat dengan ditemukannya tiga bongkahan sarana meloloskan diri pada keadaan darurat. Perkiraan kroologisnya adalah seperti ini. Astronot sadar terjadi kebocoran pada O ring. Mereka berusaka meloloskan diri secara darurat. Sayang, walau telah berhasil meloloskan diri, ledakan menyebabkan orbiter terpental dan mengalami goncangan. Para Astronot tidak sadaran diri hingga orbiter menabrak permukaan laut dengan kecepatan 207 mil (333 km) per jam.Tidak diketahui pasti penyebab kematian para astronot . Hingga kini yang terungkap hanya penyebab ledakan SS-Challenger.
Posting Komentar