Popular Post

Posted by : Surya Fahik Rabu, 17 Oktober 2012


Apa yang dimaksud dengan sebutan “Maria Bunda Ekaristi”? Salah satu ciri seorang ibu ialah ‘melahirkan’. Sudah jelas bahwa Maria tidak melahirkan Ekaristi. Ekaristi merupakan hadiah yang diberikan Yesus kepada kita pada hari terakhir hidupnya ketika merayakan perjamuan Paskah bersama murid-muridnya. Itulah hadiah yang tak terhitung nilainya tetapi yang tidak selalu kita hargai sebagai mestinya.
Injil tidak menyebut apakah Maria berada di tengah para murid dalam perjamuan malam terakhir. Hal ini tidak berarti bahwa  kehadirannya tidak mungkin, tetapi kita tidak dapat mengetahuinya. Kisah Para Rasul melaporkan bahwa Maria berada bersama dengan para rasul pada hari Yesus naik ke surga. (Kisah 1:14). Kita boleh mengandaikan bahwa ini berarti bahwa beliau berkumpul dengan mereka sejak Yesus disalibkan. Mungkin saja ia meninggalkan salib Yesus bersama dengan Yohanes yang barusan diminta oleh Yesus mengurus ibuNya.
Pada waktu Perjamuan Malam Terakhir Yesus berpesan kepada murid-muridnya: “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku”. Dalam Kisah Para Rasul dikatakan bahwa jemaat yang pertama memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir, artinya mereka merayakan Ekaristi sesuai dengan apa yang diminta Yesus kepada mereka. “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.” (kisah. 2: 46) Ini dikatakan terjadi sesudah Pentekosta, lima puluh hari setelah Yesus bangkit. Apakah selama lima puluh hari itu Ekaristi belum dirayakan oleh para Rasul beserta Maria? Kita cenderung percaya bahwa selama lima puluh hari itu para Rasul sudah merayakan Ekaristi sehingga hal itu sudah menjadi suatu kebiasaan yang mudah diwarisi kepada mereka yang ‘memberi diri dibaptis’. Maka tanpa ada buktinya kita boleh saja menganggap bahwa Maria ikut merayakan Ekaristi bersama dengan rasul-rasul dan murid-murid pertama sejak untuk pertama kali mereka melakukannya sesudah wafat dan kebangkitan Yesus. Kemungkinan ini dapat merupakan suatu alasan bagi sebutan Maria sebagai “Bunda Ekaristi”.
Kepada Maria selanjutnya pada abad-abad berikut, diberi gelar-gelar lain yang memakai istilah ‘Bunda’: Dalam litani Santa Perawan Maria kita menemukan limabelas gelar. Istilah ‘Bunda’ dalam gelar-gelar itu berbeda maknanya. Ada yang artinya ‘berhubungan secara istimewa’ : Bunda Allah; Bunda Kristus (Maria melahirkan Yesus, ia tidak melahirkan Kristus yang artinya Mesias); Bunda Gereja; Bunda Pencipta; Bunda Penebus dan juga Bunda Ekaristi. Gelar-gelar lain berdasarkan keutamaan Maria: Bunda rahmat Illahi (Maria penuh rahmat); Bunda yang tersuci; Bunda yang termurni; Bunda yang tetap perawan; Bunda yang tak bercela. Gelar-gelar lain mengajak kita untuk menerima Maria sebagai Bunda kita: Bunda yang patut dicintai; Bunda yang patut dikagumi. Dan satu gelar lagi dalam litani Santa Perawan Maria dengan sebutan Bunda menyebut sesuatu yang dapat diminta kepadanya seperti nasihat dalam gelar Bunda penasihat yang baik.
Masih banyak gelar yang lain yang terdapat dalam litani Santa Perawan Maria, tetapi tanpa sebuatan ‘Bunda’,  yang semua dapat dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok yang di atas. Ternyata bahwa ada gelar-gelar yang lain yang tidak atau belum dimasukkan ke dalam litani, contohnya gelar yang sekarang dibicarakan yaitu Bunda Ekaristi. Seperti semua gelar yang diberikan kepada Maria, gelar Bunda Ekaristi bermaksud supaya kita mengakui tempat yang istimewa yang dimiliki Maria dalam sejarah keselamatan umat manusia. Dalam tahun Ekaristi yang kita jalankan tahun ini Maria dapat menolong kita untuk lebih mengerti Ekaristi, lebih mendalaminya, lebih mencintainya dan, kalau perlu, lebih rajin menerimanya.

- Copyright © 2013 Surya Log - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -

About Me

Foto saya
KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR, Indonesia