- Home >
- Pengetahuan >
- Maria Bunda Ekaristi
Apa
yang dimaksud dengan sebutan “Maria Bunda Ekaristi”? Salah satu ciri
seorang ibu ialah ‘melahirkan’. Sudah jelas bahwa Maria tidak melahirkan
Ekaristi. Ekaristi merupakan hadiah yang diberikan Yesus kepada kita
pada hari terakhir hidupnya ketika merayakan perjamuan Paskah bersama
murid-muridnya. Itulah hadiah yang tak terhitung nilainya tetapi yang
tidak selalu kita hargai sebagai mestinya.
Injil tidak menyebut apakah Maria berada di tengah para murid dalam
perjamuan malam terakhir. Hal ini tidak berarti bahwa kehadirannya
tidak mungkin, tetapi kita tidak dapat mengetahuinya. Kisah Para Rasul
melaporkan bahwa Maria berada bersama dengan para rasul pada hari Yesus
naik ke surga. (Kisah 1:14). Kita boleh mengandaikan bahwa ini berarti
bahwa beliau berkumpul dengan mereka sejak Yesus disalibkan. Mungkin
saja ia meninggalkan salib Yesus bersama dengan Yohanes yang barusan
diminta oleh Yesus mengurus ibuNya.
Pada waktu Perjamuan Malam Terakhir Yesus berpesan kepada
murid-muridnya: “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku”. Dalam Kisah
Para Rasul dikatakan bahwa jemaat yang pertama memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir, artinya mereka merayakan Ekaristi sesuai
dengan apa yang diminta Yesus kepada mereka. “Dengan bertekun dan dengan
sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka
memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.” (kisah. 2: 46) Ini
dikatakan terjadi sesudah Pentekosta, lima puluh hari setelah Yesus
bangkit. Apakah selama lima puluh hari itu Ekaristi belum dirayakan oleh
para Rasul beserta Maria? Kita cenderung percaya bahwa selama lima
puluh hari itu para Rasul sudah merayakan Ekaristi sehingga hal itu
sudah menjadi suatu kebiasaan yang mudah diwarisi kepada mereka yang
‘memberi diri dibaptis’. Maka tanpa ada buktinya kita boleh saja
menganggap bahwa Maria ikut merayakan Ekaristi bersama dengan
rasul-rasul dan murid-murid pertama sejak untuk pertama kali mereka
melakukannya sesudah wafat dan kebangkitan Yesus. Kemungkinan ini dapat
merupakan suatu alasan bagi sebutan Maria sebagai “Bunda Ekaristi”.
Kepada Maria selanjutnya pada abad-abad berikut, diberi gelar-gelar
lain yang memakai istilah ‘Bunda’: Dalam litani Santa Perawan Maria kita
menemukan limabelas gelar. Istilah ‘Bunda’ dalam gelar-gelar itu
berbeda maknanya. Ada yang artinya ‘berhubungan secara istimewa’ : Bunda
Allah; Bunda Kristus (Maria melahirkan Yesus, ia tidak melahirkan
Kristus yang artinya Mesias); Bunda Gereja; Bunda Pencipta; Bunda
Penebus dan juga Bunda Ekaristi. Gelar-gelar lain berdasarkan keutamaan
Maria: Bunda rahmat Illahi (Maria penuh rahmat); Bunda yang tersuci;
Bunda yang termurni; Bunda yang tetap perawan; Bunda yang tak bercela.
Gelar-gelar lain mengajak kita untuk menerima Maria sebagai Bunda kita:
Bunda yang patut dicintai; Bunda yang patut dikagumi. Dan satu gelar
lagi dalam litani Santa Perawan Maria dengan sebutan Bunda menyebut
sesuatu yang dapat diminta kepadanya seperti nasihat dalam gelar Bunda
penasihat yang baik.
Masih banyak gelar yang lain yang terdapat dalam litani Santa Perawan
Maria, tetapi tanpa sebuatan ‘Bunda’, yang semua dapat dimasukkan ke
dalam kelompok-kelompok yang di atas. Ternyata bahwa ada gelar-gelar
yang lain yang tidak atau belum dimasukkan ke dalam litani, contohnya
gelar yang sekarang dibicarakan yaitu Bunda Ekaristi. Seperti semua
gelar yang diberikan kepada Maria, gelar Bunda Ekaristi bermaksud supaya
kita mengakui tempat yang istimewa yang dimiliki Maria dalam sejarah
keselamatan umat manusia. Dalam tahun Ekaristi yang kita jalankan tahun
ini Maria dapat menolong kita untuk lebih mengerti Ekaristi, lebih
mendalaminya, lebih mencintainya dan, kalau perlu, lebih rajin
menerimanya.
Posting Komentar